Rabu, 16 Desember 2009

BINA MENTAL SWASTIKA






BINA MENTAL SWASTIKA
BINA MENTAL SWASTIKA adalah sebuah lembaga pembinaan yang mengacu pada pembentukan kepribadian anak untuk lebih mandiri dalam menentukan hidup. dalam pembinaannya mengarah pada penciptaan karakter, tingkah laku, standarisasi pemikiran, pengembangan sumber daya anak dan emosional learning. Sebagai salah satu lembaga yang menangani bidang ini bina mental swastika memberi peluang kepada semua instansi pemerintah, sekolah tingkat SD, MI, SLTP, dan SLTA bahkan Perguruan Tinggi diajak untuk bekerja sama ikut mengembangkan. karena pembinan mental sejak dini bagi anak-anak, remaja dan dewasa tentu sangat dibutuhkan dan sifatnya sangat penting untuk menghadapi era globalisasi yang semakin merajalela dibumi indonesia ini.

Pendahuluan
Pendidikan sebagai salah satu pondasi awal yang sangat fundamental untuk mencetak anak agar mampu berfikir intelektual dan terarah adalah bagian dari proses pembelajaran yang sistematik dan progresif. Sebagai salah satu bentuk aktualisasi pengembangan intelektual adalah kegiatan-kegiatan ekstarakurikuler. Banyak pola atau tehnis bagaimana seorang guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan anak, ditinjau melalui perkembangan psikologi atau mentalnya. Tentu untuk dapat mengetahui dianggap perlu untuk menciptakan sebuah suasana yang atraktif, sosialis, produktif, analisis, dan komunikatif.
Tingkat kenakalan remaja dimasa sekarang disebabkan oleh kurang perhatiannya orang tua dan sekolah terhadap prilaku remaja diluar sekolah atau diluar rumah. ini terjadi karena kontrol sosial pergaulan anak dalam kesehariannya tidak begitu maksimal, karena anak sudah menganggap dirinya mampu berinteraksi dengan masyarakat luas. lepas dari kontrol sosial yang seharusnya menjadi tanggung jawab bersama dalam menata, menyeimbangkan dan memajukan jiwa dan prilaku anak tentu perannya sangat penting agar si anak tidak over untuk bertingkah laku.
jiwa anak dalam hal ini remaja yang serba ingin tahu, ingin dikenal, dan ingin bersuara ini menjadi faktor utama yang menyebabkan mereka sering merubah prilaku yang sewajarnya menjadi over acting. karena segala sesuatu yang dia lakukan dianggap benar dan sah-sah saja menurut dirinya. tingkat kemampuan anak dalam menciptakan sesuatu dianggap tidak penting ketika keinginannya harus terealisasikan.

Langkah Analisa
> Analisa Psikologi (Mental)
- Hati
- pikiran
> Analisa Karakter (Penampilan)'
- Kesederhanaan
- Kemewahan
- Foya-foya
> Analisa Prilaku
- Etika
- Kepekaan sosial
- Adaptasi
- Responsibility Lingkungan
> Analisa Watak
- Keras
- Kaku
- Lemah lembut
- Penerima

KAJIAN FORMATUR


Setelah dikaji diatas maka perlu disimpulkan
1. Seperti apa psikologi mereka
a)Langkah apa yang akan mereka lakukan ketika mereka menghadapi suatu
permasalahan.
b)Bagaimana jika permasalahan tersebut tidak dapat dipecahkan.
2. Bagaimana mereka berpenampilan
a)Adakah kecenderungan gaya berpakaian mereka berlebih-lebihan
b)Apa model pakaian yang biasa mereka pakai
c)Bagaimana mereka memanfaatkan harta benda yang mereka miliki?
3.Untuk menciptakan kepribadian yang agamis sejauh mana mereka dalam bertingkah
laku ?
a)Sejauh mana kepekaan mereka terhadap kondisi sosial, lingkungan, dan orang-orang
di sekitar mereka.
b)Seperti apa tata cara mereka menghadapi orang lain.
4.Adakah keselarasan antara ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan dengan watak
mereka. Seperti halnya ;
• Bersikap
• Memahami orang lain
• Berinteraksi dengan orang lain

bentuk pelatihan
> out Bond
> Leadership
> DIklat
> training

tempat
> sekolah
> tempat wisata
> Alam bebas

tekhnis materi
Wilayah Penggemblengan

A. DOWN MENTAL 1
1. Merubah perilaku
2. Kepekaan terhadap sekitar – baksos
3. Psikotes
a) Psikotes I
- Refleksi berfikir
- Pengembangan pola pikir
b) Psikotes II


B. DOWN MENTAL 2
1. Pemahaman materi
2. Loyalitas
3. Stressing / Pementahan
4. Calling down
5. Renungan